Tidak hanya di Jakarta, demo menolak kenaikan harga TDL juga terjadi di berbagai daerah, diantaranya, Medan, Kendal, Garut, Bandar Lampung, Sumatera Selatan, dan Kupang. Berbagai cara pun dilakukan untuk menyampaikan tuntutan rakyat.
Di Garut, Jawa Barat, puluhan aktivis SRMI dan LMND menggelar aksi teatrikal di kantor DPRD setempat. Mereka mendesak presiden SBY untuk mengubah kriteria miskin versi BPS, membatalkan kenaikan TDL, memperbesar subsidi pendidikan, dan penolakan terhadap rencana menghapus subsidi BBM.
Di Kendal, Jawa Tengah, massa SRMI membawa “keranda mayat” sebagai simbol matinya rakyat miskin akibat kebijakan neoliberal pemerintahan SBY. Ketua SRMI Kendal Aris Kurniawan mengatakan, BPS harus segera mengubah kriteria miskin yang dipergunakan sekarang ini karena tidak operasional dan tidak sesuai dengan fakta di lapangan.
Aksi serupa juga dilakukan oleh aktivis SRMI di Bandar Lampung. Mereka membuat aksi teatrikal yang menggambarkan penindasan yang dialami rakyat akibat kebijakan neoliberal pemerintah.
Menurut ketua DPK SRMI Bandar Lampung Ahmad Muslimin, kenaikan harga TDL akan membawa beban berat bagi rakyat miskin, yang selama ini sebetulnya sudah sangat menderita oleh berbagai kebijakan neoliberal pemerintahan SBY.
Di Medan, Sumatera Utara, SRMI mendatangi kantor Gubernur Sumut dan Dinas Pendidikan. Selain menggelar orasi-orasi politik, massa melakukan aksi tetrikal yang menggambarkan penderitaan rakyat akibat kebijakan neoliberal pemerintahan SBY.
Sementara itu, aksi penolakan kenaikan harga TDL di Sumatera Selatan dipusatkan di Kantor Gubernur setempat, yang dilakukan oleh puluhan aktivis LMND, PMII, PRD, dan Yayasan Literasi.
Di Kupang, Nusa Tenggara Timur, puluhan aktivis LMND, SRMI dan PRD melakukan aksi penolakan kenaikan TDL dengan aksi tetrikal di Kampus Lama Universitas Nusa Cendana Kupang. Setelah itu, massa bergerak masuk ke kampung-kampung untuk membagikan selebaran kepada rakyat miskin.
Sumber:http://berdikarionline.com/kabar-rakyat/20100709/demo-tolak-kenaikan-tdl-dan-kriteria-miskin-ala-bps-di-berbagai-daerah.html
0 comments:
Post a Comment