Saturday, August 29, 2009

PENDIDIKAN WAWASAN KEBANGSAAN

PENDIDIKAN WAWASAN KEBANGSAAN
Sigit Sumarhaen Yanto
Widyaiswara Badan Diklat Provinsi Jawa Tengah

Pendahuluan
Dari berbagai kalangan mengatakan bahwa dewasa ini kecintaan dan kebanggaan kepada bangsa dan tanah air Indonesia semakin memudar, bahkan rasa Nasionalisme dikhawatirkan bisa lenyap seiring dengan semakin kompleknya kehidupan berbangsa dan bernegara. Terlebih lagi lingkungan strategis kita baik internal dan eksternal perkembangannya semakin cepat dan komplek (dynamic complecity). Pengaruh globalisasi seperti akibat kemajuan dalam bidang telekomunikasi, traveling, transfortasi dan media cetak maupun elektronik telah merubah tata kehidupan masyarakat Indonesia sehingga wawasan kebangsaan masyarakat dapat menurun.
Pesatnya perkembangan globalisasi tidak hanya mempengaruhi kultur budaya bangsa, namun juga mempengaruhi wawasan kebangsaan masyarakat yang saat ini mulai mengalami penurunan atau degradasi. Maka perlu adanya upaya menanamkan, menumbuhkembangkan dan memelihara wawasan kebangsaan masyarakat melalui sentra-sentra pendidikan seperti sentra keluarga, masyarakat dan sekolah, yang disebut pula sebagai tri sentra pendidikan (tiga pusat pendidikan). “Seluruh sentra tersebut dikembangkan inklusivisme bukan eksklusivisme dimulai dari keluarga, masyarakat (society maupun community) dan sekolah”, tutur Prof. Dr. Rasdi Eko Siswoyo, MSc dalam Forum Kebangsaan Kota Semarang 2007 di Gedung Balaikota, Rabu (29/8).
Wawasan kebangsaan didefinisikan sebagai sudut pandang atau cara memandang yang mengandung kemampuan seseorang atau kelompok orang untuk memahami keberadaan jati dirinya sebagai suatu bangsa, juga dalam memandang dirinya dan tingkah laku sesuai falsafah hidup bangsanya dalam lingkungan internal dan lingkungan eksternalnya. Hasil pandangan itu merumuskan bahwa negara Indonesia itu merupakan negara kepulauan yang mempunyai kesatuan politik, kesatuan ekonomi, kesatuan sosial budaya, kesatuan system pertahanan dan keamanan, serta segala macam aspek kehidupan yang serba satu.
Memperhatikan semakin menipisnya wawasan kebangsaan saat ini, yang menjadi permasalahan adalah apakah pendidikan wawasan kebangsaan perlu dilakukan dan bagaimana melakukannya ? factor-faktor apa saja yang dapat mempengaruhi lemahnya wawasan kebangsaan kita ?, dan konsep-konsep wawasan kebangsaan yang bagaimana untuk menghadapi masyarakat yang majemuk ?, saya kira untuk mencari jawabannya memerlukan pemikiran yang tidak mudah, berikut ini penulis tidak berpretensi yang mumpuni tetapi sekedar ikut mencoba mencari solusinya, sudah barang tentu dengan menggunakan bantuan pemikiran-pemikiran para pakar.

Pendidikan Wawasan Kebangsaan
Sebagaimana diuraikan diatas bahwa sentra pendidikan meliputi keluarga, masyarakat dan sekolah, oleh karenanya ketiga komponen inilah yang mestinya bertanggung jawab terhadap pendidikan kewaspadaan masyarakat ini. Dari beberapa artikel yang sempat penulis baca bersumber dari internet, ternyata ketiga komponen tersebut sudah banyak berperan, bahkan sudah ada lembaga swasta yang mengadakan pelatihan mengenai wawasan kebangsaan apalagi lembaga-lembaga resmi pemerintah seperti Kesbanglinmas di berbagai Provinsi/Kabupaten/Kota telah menyelenggarakan forum diskusi tentang perlunya pendidikan wawasan kebangsaan. Hanya hasilnya sampai dengan saat ini masih belum terlihat dengan nyata.
Pada saat masa orde baru, pemerintah menyelenggarakan penataran P.4, saya kira itu merupakan upaya untuk meningkatkan wawasan kebangsaan kita. Sayangnya usaha yang luhur tersebut disalahgunakan untuk kepentingan politik praktis dan akhirnya menghadapi resistensi dari masyarakat terlebih pada saat munculnya era reformasi. Wawasan kebangsaan saat ini, menurut Laksda TNI (Purn) Koesnadi Kardi yang ditulis Hatta Harris Rahman yaitu waktu beliau menjabat Kabagdiklat Dephan adalah sudah sangat menurun di berbagai kehidupan masyarakat baik di lingkungan pendidikan, pemukiman masyarakat maupun di lingkungan kerja. Hal ini tercermin dengan rendahnya kinerja masyarakat dalam berbangsa dan bernegara. Untuk itu sudah saatnya semua komponen bangsa peduli dalam meningkatkan wawasan kebangsaan masyarakat. Hal ini dapat diupayakan melalui pendidikan kebangsaan baik di lingkungan pendidikan formal maupun informal.pendidikan di lingkungan pemukiman maupun pendidikan di lingkungan kerja. Namun barangkali akan timbul resistensi dari masyarakat maupun media massa karena di khawatirkan seperti jaman Orde Lama.
Oleh karena itu masyarakat harus menyadari pentingnya meningkatkan wawasan kebangsaan untuk masa-masa mendatang karena kalau tidak di lakukan maka akan semakin timbul degradasi dalam National and Character Building dan bangsa Indonesia tinggal saat-saat kehancurannya saja bilamana tidak di lakukan upaya yang serius melalui pendidikan, hanya saja jangan dilakukan seperti di jaman Orde Baru, melainkan metodenya harus diperbaiki tidak seperti di masa yang lalu yang syarat dengan doktriner bukan menerima pendidikan kebangsaan dengan secara kesadaran.
Wawasan kebangsaan masyarakat yang tinggi sangat diperlukan bagi bangsa Indonesia agar dapat menghasilkan kinerja yang baik. Kinerja yang baik dapat tumbuh karena adanya wawasan kebangsaan yang baik pula. Kita bisa berkaca pada Negara-negara maju seperti Amerika, Inggris, Korea, Singapura maupun Jepang. Hal ini dapat dilihat bagaimana cara bekerja mereka yang sangat tinggi kinerjanya dibandingkan dengan bangsa Indonseia.
Apabila pendidikan kebangsaan dilakukan secara teratur dan berlanjut maka akan nampak hasilnya beberapa tahun mendatang dengan indikasi kinerja bangsa Indonesia yang sejajar dengan bangsa lain seperti adanya transparansi, tidak adanya kolusi, korupsi dan nepotisme. Seperti yang sekarang terjadi masih dapat dilihat di media cetak dan elektronik yang mengemuka dengan adanya kasus-kasus korupsi, kekerasan masyarakat dan berbagai pelanggaran yang dilakukan oleh masyarakat. Apabila wawasan kebangsaan sudah tinggi maka hal ini akan tidak terjadi karena adanya rasa nasionalisme yang tinggi, budaya malu, rasa harga diri yang tinggi, dedikasi yang tinggi serta semangat kerja yang tinggi.
Pendidikan wawasan kebangsaan tidak boleh terputus karena akan tidak berlanjutnya kelangsungan system, metoda dan doktrin yang telah disusun dalam bentuk kurikulum pendidikan mulai dari tingkat Taman Kanak-kanak, Sekolah dasar, Sekolah Menengah, Sekolah lanjutan, sampai perguruan tinggi. Kemudian dilanjutkan di tempat kerja maupun di lingkungan pemukiman. Apabila hal ini dilakukan maka tidak ada celah-celah kekosongan dalam pendidikan wawasan kebangsaan sehingga pendidikan wawasan kebangsaan selalu dilakukan secara terencana, bertahap dan berlanjut secara otomatis.
Mengingat wawasan kebangsaan masyarakat saat ini rendah dengan berbagai indikasi maka perlu upaya peningkatan wawasan kebangsaan masyarakat melalui pendidikan kebangsaan. Apabila hal ini dilakukan maka akan meningkatkan kualitas kebangsaan masyarakat yang tercermin dengan berbagai hal seperti etos kerja, semangat kerja, tidak adanya pelanggran hukum, tidak ada korupsi, kolusi, dan nepotisme.
Pemerintah merupakan subyek yang dominan dalam menyelenggarakan pendidikan kebangsaan guna meningkatkan wawasan kebangsaan masyarakat, baik pemerintah pusat maupun pemerintah daerah dengan melaksanakan perencanaan pendidikan, pengorganisasian dalam pendidikan kebangsaan, mengatur kegiatan dalam pendidikan kebangsaan serta mengawasi jalannya pendidikan kebangsaan masyarakat.
Factor-faktor yang mempengaruhi
Factor-faktor yang mempengaruhi lemahnya wawasan kebangsaan dalam kehidupan berbangsa dan bernegara Indonesia sangatlah komplek. Secara umum dapat dilihat pengaruh dari dalam (internal) dan pengaruh dari luar (eksternal). Pengaruh dari dalam antara lain banyaknya suku, agama, ras, budaya local, geografis, politik, ekonomi. Sedangkan factor yang mempengaruhi dari luar adalah perubahan yang cepat dan komplek kemajuan ilmu pengetahuan dan teknologi dan pengaruh globalisasi .
Sehingga perlu diperhatikan dinamika, kompleksitas dan keanekaragaman dalam kehidupan masyarakat, jangan terjadi kesenjangan pembangunan, kesenjangan sosial & ekonomi, dan dihindari adanya upaya-upaya untuk mengekang proses demokratisasi & desentralisasi, serta pikiran-pikiran sempit yg bersifat primordial.
Konsepnya bagaimana
Mengingat wawasan kebangsaan yang sudah semakin menurun saat ini maka perlu upaya peningkatan wawasan kebangsaan masyarakat melalui pendidikan, penataran, pelatihan yang direncanakan oleh pemerintah selanjutnya diorganisir dan dilaksanakan kegiatannya serta diawasi pelaksanaannya baik di lingkungan pendidikan formal maupun informal, lingkungan pekerjaan maupun lingkungan pemukiman. Yang perlu ditumbuhkan adalah kesadaran bukan pemaksaan dan tidak sekedar kepatuhan tetapi komitmen berbagai komponen pendidikan yang ada untuk meningkatkan wawasan kebangsaan kita.
Metode yang digunakan adalah metode pendidikan, penataran dan pelatihan di masyarakat baik di lingkungan pendidikan, di lingkungan kerja, maupun lingkungan pemukiman. Dengan metode ini maka diharapkan masyarakat akan mempunyai wawasan kebangsaan yang tinggi sehingga timbul kesadaran untuk berbangsa dan bernegara yang lebih baik dari sekarang. Metode ini perlu pula didukung oleh sarana dan prasarasana yang memadai dan tentunya komitmen dari pemerintah.


Penutup
Wawasan kebangsaan saat ini terjadi erosi akibat dari pengaruh lingkungan strategis yang sudah berkembang pesat. Hal ini terlihat dengan adanya berbagai kasus seperti banyaknya remaja yang sudah menggunakan obat-obatan terlarang, kasus-kasus korupsi, kolusi, nepotisme serta pelanggaran hukum lainnya yang setiap hari terlihat di media cetak maupun elektronik. Untuk itu perlu kiranya segera dilaksanakan pendidikan wawasan kebangsaan masyarakat guna meningkatkan wawasan kebangsaannya sehingga dapat mempertahankan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia “Pancasila” dan mampu bertahan walaupun terjadi dampak yang hebat dari pengaruh globalisasi.
Pendidikan wawasan kebangsaan menggunakan sentra pendidikan yaitu keluarga, masyarakat dan sekolah secara sinergis. Adapun metode yang digunakan adalah metode pendidikan, penataran dan pelatihan di masyarakat baik di lingkungan pendidikan, di lingkungan kerja, maupun lingkungan pemukiman.

Monday, August 10, 2009

KEBIJAKAN KEHIDUPAN DEMOKRASI DI INDONESIA

Perkembangan demokrasi di Indonesia telah mengalami pasang-surut. Selama 64 tahun berdirinya Negara Republik Indonesia mengalami banyak masalah-masalah, antara lain pada saat kekuasaan Bung Karno (orde lama) isu mempersatukan bangsa sangat menonjol belum lagi perekonomian juga terpuruk. Pada saat orde baru isu yang sangat menonjol adalah bagaimana meningkatkan pertumbuhan ekonomi dan berkembangnya demoktasi semu yang mengarah ke otoriter. Pada era reformasi ini masalah pokoknya adalah bagaimana menyusun suatu system politik, membangun ekonomi dan nation building, pemberdayaan rakyat serta bagaimana menghindari timbulnya diktatur.
Tegak dan tidaknya kehidupan demokrasi sangat bergantung kepada unsur-unsur pendukung demokrasi yaitu (1) Negara Hukum ; (2) Masyarakat Madani; (3) Aliansi Kelompok Strategis.
Prinsip-prinsip demokrasi yang berkembang dewasa ini adalah “kebebasan” (liberty) dan “persamaan” (equality). Sedangkan prinsip-prinsip demokrasi Pancasila menurut Ahmad Sanusi (dalam Gogle) mengutarakan 10 pilar demokrasi konstitusional Indonesia menurut Pancasila dan Undang-indang Dasar Negara Republik Indonesia tahun 1945, yang sebagai berikut:
1) Demokrasi yang Berketuhanan Yang maha Esa;
2) Demokrasi dengan kecerdasan;
3) Demokrasi yang berkedaulatan rakyat;
4) Demokrasi dengan rule of law;
5) Demokrasi dengan pemisahan kekuasaan Negara;
6) Demokrasi dengan hak asasi manusia;
7) Demokrasi dengan pengadilan yang merdeka;
8) Demokrasi dengan otonomi daerah;
9) Demokrasi dengan kemakmuran;
10) Demokrasi yang berkeadilan social.
Indicator kehidupan demokrasi sekurang-kurangnya meliputi tiga aspek yaitu pemilihan umum,susunan kekuasaan Negara yang jelas,kontrol rakyat.
Pemilihan Umum (Pemilu) merupakan mekanisme demokrasi untuk memutuskan pergantian pemerintah dimana rakyat dapat menyalurkan hak politiknya secara umum, bebas, rahasia dan aman, serta jujur dan adil. Pemilu dilaksanakan secara teratur serta kompetisi yang terbuka dan sederajad diantara partai-partai politik. Melalui pemilihan umum rakyat memilih wakilnya untuk duduk dalam lembaga perwakilan (legislatif) dan dalam struktur pemerintahan (Presiden, Gubenur, Bupati, Walikota) atau di eksekutif.
Partai politik memiliki peran yang sangat penting dan strategis terhadap proses demokratisasi. Selain sebagai struktur kelembagaan politik yang anggotanya bertujuan mendapatkan kekuasaan dan kedudukan politik. Partai politik adalah sebagai wadah bagi penampungan aspirasi rakyat. Peran tersebut merupakan implementasi nilai-nilai demokrasi, yaitu keterlibatan masyarakat untuk melakukan control terhadap penyelenggaraan Negara melalui partai politik. Melalui partai politik itulah segala aspirasi rakyat yang beraneka ragam dapat disalurkan secara teratur.

Tuesday, July 7, 2009

PILPRES 2009

Pilpres 2009 merupakan pesta demokrasi... dibeberapa TPS lancar-lancar saja. Di TPS dimana saya memilih dari proses pendaftaran sampai memilih kurang lebih hanya 5 menit. Beda dengan Pilleg yang lalu nunggunya agak lama.Ya karena hanya 3 calon, tapi mengapa sang petugas kok menggunakan pengeras suara menghimbau agar para pemilih yang belum menggunakan hak pilihnya segera mengunjungi TPS... jangan-jangan ada keengganan milih ya... alias golput. Jika banyak yang tidak milih di TPS yang seharusnya ada beberapa kemungkinan : 1. Sengaja Golput 2. Memang tidak terdaftar 3. Ada keperluan yang mendadak. 4. Banyak yang kuliah/sekolah diluar kota sehingga malas pulang dll.
Solusinya bagaimana ya... untuk penyebab 3 sampai dengan 4 sudah ada keputusan dari Mahkamah Konstitusi, datang saja ke TPS terdekat dengan cukup membawa KTP dan persyaratan lain seperti tidak akan memilih ditempat yang lain, walaupun temanku Edi Santoso di bandara Batam gak boleh nyoblos karena ditanya KKnya ya pasti gak bawa.
Tapi bagaimana yang yang sengaja Golput ini? karena pada Pileg yang lalu saja jumlahnya juga cukup tinggi, wah..wah..wah agak panjang menganalisisnya. Yuk kita telusuri mungkin pendidikan politik di negeri ini kurang atau komitmen elite politik yang gak bener atau kebijakan publik yang mengatur Pilpres yang kurang bijak.
Pemikiran penulis, jangan disanggah dulu.....bagaimana kalau penguasa yang akan datang alias Presiden terpilih memprogramkan "Pendidikan Wawasan Kebangsaan" dengan memanfaatkan tiga pilar pendidikan : Pemerintah, Masyarakat/keluarga dan sekolah. Itu lho seperti penataran P4, asalkan tidak disalahgunakan untuk kepentingan politik tertentu seperti P4 dulu....sudah ah mau dengerin perhitungan cepat ditelevisi.

Friday, June 5, 2009

The Touch of Super Mind


(THE TOUCH OF SUPER MIND DISUSUN OLEH WURYANANO (MINDSET NAVIGATOR)PENERBIT PT ELEX MEDIA KOMPUTINDO KELOMPOK GRAMEDIA – JAKARTA, dan di Sadur oleh Drs.H.Sigit Sumarhaen Yanto, SH. MM)Buku “The Touch Of Super Mind” atau kalau dialihkan dalam bahasa Indonesia “Sentuhan Pikiran Super” karangan Wuryanano, 2004 adalah salah satu buku yang sangat menarik untuk dijadikan salah satu referensi bagi Widyaiswara pengampu “Perubahan Mind Setting PNS”.
Secara garis besar, buku ini menjelaskan bahwa sebenarnya manusia memang dianugerahi kekuatan pikiran yang sangat dasyat, hal ini yang membedakan dari makluk hidup ciptaan Alloh SWT. Manusia melakukan apa saja dengan pikirannya, pengarang buku ini menyebutnya dengan ”Pikiran Super” atau ”Super Mind” karena dapat digunakan dan bermanfaat untuk apapun keinginan dan kepentingan kita.
Adapun sistematika buku ini adalah sebagai berikut :
Pengantar.
Bab 1 Pikiran dan Otak Manusia, yang beriasi peranan frekuensi otak, membentuk konsep diri yang lebih baik.
Bab 2 Membentuk Mekanisme Sukses Anda, yang berisi sumber kekuatan ajaib anda (Imajinasi Kreatif), ssungguhnya sesudah kesulitan pasti datang kemudahan, anda punya hak dan kesempatan sama untuk sukses, rasa percaya diri, keyakinan sebagai sebuah mukjizat, dan setiap maunusia harus mempunyai kesadaran untuk sukses.
Bab 3 Mengubah Citra Diri, yang berisi membentuk dan mengembangkan citra diri, membuat film sukses, kekuatan relaksasi pikiran yang bisa dilakukan oleh siapa saja, dan bagaimana mencapai ketenangan jiwa.
Bab 4 Rahasia kekuatan afirmasi mental, yang berisi kekuatan ”laa ilaaha illalah” secara psikologis, Citra Diri anda bisa mengagumkan setiap orang.
Bab 5 Mengembangkan kekuatan Instuisi, yang berisi setiap orang bisa mengembangkan intuisi bisnis, kekuatan super akan muncul saat dibutuhkan, anda sekarang merdeka lahir – batin.
Bab 6 Teknik Meditasi dan Pernapasan, yang berisi motto baru hidup anda, pengertian meditasi dan berlatih meditasi, berlatih pernapasan, teknik dasar pernapasan dan meditasi, teknik relaksasi, sensasi getaran, kumpulkan dan distribusikan energi dan teknik meditasi pernapasan.
Bab 7 Pengalaman-Pengalaman Super Normal, beriasi mengenai pengalaman-pengalaman yang tidak terencana, tidak sengaja, terhindar dari kemacetan dan lain sebagainya.
Bab 8 Berani Menjadi Entrepreneur Sejati, berisi konsep dasar kewirausahaan, Bagaimana memulai dan mencari ide bisnis, berbisnis dengan modal kecil, berbisnis dengan hati nurani.
Bab 9 Dunia Menyambut Anda Dengan Hangat, yang berisi mengenai motivasi dan mengajak menyambut dengan tersenyum kepada dunia.(More)

DOWNLOAD via Ziddu (173.65 KB)

change your mindset change your life


(Pengarang Darol S.Dweck, Disadur oleh Drs.H.Sigit Sumarhaen Yanto, SH . MM)
Dalam buku ini akan mempelajari mindset manusia dan mengarahkannya untuk menumbuhkembangkan kepercayaan diri untuk menyongsong hari depan yang lebih baik, bermanfaat, berdayaguna dan berhasilguna. Selama ini kita kurang percaya diri bahwa kita kurang ada kemampuan, tidak berpotensi dan banyak lagi mindset negatif yang menghinggapi kita.
Setelah membaca buku ini diharapkan dapat digunakan dalam kehidupan sehari-hari, dan segera memahami hal-hal besar dalam bidang sains, pekerjaan, seni, olahraga, dan bisnis dan hal-hal biasa dalam kehidupan sehari-hari.
Isi dan sistematika buku ini adalah sebagai berikut :
Bab I : Jenis-Jenis Mindset, mengapa manusia berbeda-beda?, apa arti semua ini bagi anda, dua jenis mindset, pandangan dari dua mindset, wawasan diri, sesuatu yang tersimpan.
Bab II : Memahami Mindset, berisi mengenai apakah kesuksesan menyangkut pembelajaran-atau membuktikan bahwa anda cerdas, mindset mengubah makna kegagalan, mind set mengubah makna upaya.
Bab III : Kebenaran Tentang Kemampuan Dan Pencapaian, berisi tentang mindset dan prestasi sekolah, apakah kemampuan artistik merupakan anugerah, bahaya pujian dan label-label positif, label-label negatif dan cara kerjanya.
Bab IV : Olah Raga : Mindset Seorang Juara, berisi mengenai bakat alami, karakter, kesuksesan, kegagalan, apa artinya menjadi seorang bintang, berbagai mindset.
Bab V : Bisnis – Mindset dan Kepemimpinan, berisi mengenai Enron dan mindset bakat, organisasi yang berkembang, kajian tentang mindset dan keputusan-keputusan manajemen, kepemimpinan dan mindset tetap, aksi para pemimpin yang bermindset tetap, aksi para pemimpin yang bermindset berkembang, apakah pemimpin itu dilahirkan atau diciptakan.
Bab VI : Hubungan Mindset dalam Cinta, berisi tentang tiap hubungan itu berbeda, mindset jatuh cinta, pasangan sebagai musuh, Persaingan - siapa yang terhebat , berkembang dalam berbagai hubungan, persahabatan, rasa malu, dendam dsb.
Bab VII : Orang Tua, Guru, Pelatih – Dari Mana Datangnya Minset ?, berisi tentang orang tua dan guru tentang pesan-pesannya dalam kesuksesan dan kegagalan, apa yang membuat guru dan orang tua hebat?, menaklukkan mindset.
Bab VIII : Mengubah Mindset – sebuah Lokakarya, berisi mengenai hakekat perubahan, sebuah lokakarya mindset, program brainologi, orang-orang yang tidak ingin berubah, mengubah mindset anak, mindset dan tekad, dsb....(more)

DOWNLOAD via ziddu (232KB)
◄ New Post
 

Copyright 2012 Forum TJK Indonesia: 2009 Template by Bamz | Publish on Bamz Templates