Monday, May 14, 2012

Renungan : Iklan Djarum 76 Part 1

                                            Sumber : http://www.youtube.com/watch?v=IB2dll19FPM

     Siapa yang tidak kenal iklan yang satu ini. lucu, kocak, sangat menggelitik perut penonton yang menyaksikan iklan ini di televisi, sekalipun iklan ini hanya diputar pada jam malam sesuai dengan aturan yang mengijinkan iklan rokok diputar setelah larut malam.
     Siapa sangka di dalam kisah lucu iklan ini ternyata ada suatu esensi yang tidak kalah pentingnya selain kelucuannya. Penulis berpendapat bahwa iklan ini dapat di tafsirkan menjadi dua inti. yang pertama sang jin jawa membantu menghilangkan berkas kasus korupsi dan yang kedua jin jawa membantu menghilangkan coretan-coretan hitam korupsi di Indonesia yang artinya membersihkan Indonesia dari segala kasus korupsi yang pernah terjadi. Untuk lebih jelasnya mari kita ulas kedua sudut pandang tersebut.
     Ceritanya ada suatu kontes jin, kontes tersebut melibatkan tiga jin, yaitu jin dari mesir, jin dari jepang dan jin dari Indonesia (dalam hal ini dari jawa terlihat dari pakaian dan logatnya yang jelas). Giliran pertama diberikan kepada jin mesir untuk menunjukkan keahliaannya dengan suaranya yang menggelegar dan ilmunya yang seakan sudah tinggi dia menghilangkan piramida di mesir sampai-sampai si unta terbengong-bengong dibuatnya, kemudian giliran kedua menjadi milik jin jepang dengan gelagatnya yang khas jin jepang ini mengeluarkan ilmunya dan menghilangkan Fujiyama. semua orang bertepuk tangan untuk kedua jin itu. Yang terakhir adalah giliran sang jin jawa melakukan aksinya, dengan penuh percaya diri dia menghilangkan setumpuk buku yang bertulisan"KASUS KORUPSI" sambil berkata "Kasus Korupsi, Hilang!". Seluruh penonton bersorak sorai, ada yang berjabat tangan, ada yang berpelukan seakan mereka sangat bahagia dengan atraksi jin ini. Disinilah kita mulai mengkaji sudut pandangnya.
    Pertama, jin jawa ini seakan menghilangkan segala berkas yang berhubungan dengan korupsi sehingga seorang koruptor bisa bebas dari jeratan hukum. Sudut pandang ini memperlihatkan kepada kita betapa buruknya korupsi di Indonesia yang seakan sudah mendarah daging dan mempunyai sensasi yang lebih hebat dibandingkan dengan hal lainnya.(tersirat saat sorakan penonton yang wajahnya mirip dengan beberapa koruptor seperti gayus dll.). Fakta nyatanya sesuai dengan kiasan iklan ini, banyak kasus koruptor yang pada akhirnya berujung kepada pembebasan sang koruptor, kasus yang kehilangan arah sehingga diselewengkan oleh pihak yang tidak bertanggung jawab, kalaupun dihukum sang koruptor hanya mendapat hukuman ringan. Selain menunjukkan  keadaan korupsi di Indonesia, iklan ini juga menjadi suatu iklan yang mengubah pola pikir kita yang tadinya apatis agar segera bangkit dan mulai mengkritisi para koruptor beserta aparat penegak walau hanya dengan ide kreatif dan konyol seperti ini tapi terbukti hal tersebut tidak sia-sia.
     Kedua, jin jawa ini seakan menghilangkan daftar hitam korupsi di negeri ini. Dengan sudut pandang bahwa penonton yang bersorak-sorai itu hanyalah masyarakat biasa kita dapat menyimpulkan betapa senangnya mereka saat korupsi hilang dari Indonesia. Sudut pandang ini juga secara tidak langsung menceritakan bahwa korupsi di Indonesia begitu luas yang apabila diibaratkan korupsi itu adalah suatu benda, korupsi ini lebih besar dari piramida dan Fujiyama. Sekali lagi, dari sudut pandang ini kita kembali diingatkan akan kasus korupsi yang terjadi di Indonesia, diingatkan untuk senantiasa memperhatikan kasus yang terjadi dan memberi saran kepada pejabat berwenang untuk penanganan korupsi yang tepat dan efisien. 
    Pada akhirnya iklan hanyalah suatu media bisnis, tapi hal tersebut bukan berarti iklan ditayangkan tanpa esensi, salah satunya iklan Djarum 76 ini, simpel, kocak, menarik perhatian, dan penuh dengan makna tersirat. Tidak menutup kemungkinan akan ada iklan yang lebih kritis lagi yang membuat para koruptor menggaruk telinganya. Semoga dengan pemanfaatan media yang efisien dan tepat negara ini dapat merubah haluannya kembali ke jalan harus ditempuh demi kesejahteraan masyarakat. (Fahri/Kominfo)

0 comments:

Post a Comment

◄ New Post Old Post ►