Thursday, May 31, 2012

Islami : Perlindungan Katoda Dalam Kisah Dzulqarnain, Yajuj dan Majuj


            Mungkin kalian bertanya-tanya setelah baca judul artikel ini, yap, “Heh heh tunggu dulu nih, emangnya nyambung ye, antara kimia sama kisah Dzulqarnain? Teu ngarti urang mah..”, mungkin ada juga yang dalam hatinya gini, “Waduuh aya-aya waee nyaak ieu teeh huuh! Araneh pisan, pelajaran kimia dihubungin ama Yajuj dan Majuj”. Ok ok, supaya kalian paham maksud dari judul artikel ini, saya bakal ngasih tau kronologinya ya. Follow me aja ok! :D 
Kisah Dzulqarnain
Sebelum menginjak maksud judul artikel ini, saya mau menceritakan dulu sebuah pengalaman saya kepada para pembaca sekalian, dan sekaligus berbagi ilmu yang didapat dari pengalaman ini J. Begini ceritanya : Sekitar 3 minggu yang lalu,.. saya membaca Al-Qur’an surat Al-Kahfi.  Waktu itu saya membaca surat Al-Kahfi  dimulai dari ayat ke-75 sampai ayat ke-111. Tepat di antara ayat-ayat tersebut, terdapat beberapa ayat yang mengkisahkan sosok Dzulqarnain (yaitu pada ayat 84-99). Kalian tahu? siapa Dzulqarnain itu? Jawabannyaa, ada di ayat ke-84. Dia merupakan seorang manusia yang diberi kelebihan oleh Allah SWT, yakni berupa kedudukan (kekuasaan) di bumi dan kemampuan untuk mencapai segala sesuatu, namun tetap dia bukanlah seorang Nabi ataupun Rasul. Waaah, betapa beruntungnya manusia seperti dia yang diberi kelebihan seperti itu :D . Namuun, di balik kelebihan dan kemuliaannya, dia mempunyai amanah yang besar atas apa yang dimilikinya, yakni dia menjelajah ke beberapa negeri yang penduduknya masih kafir, kemudian mengajak mereka beriman atau menghukum mereka yang kafir.

Perjalanan Dzulqarnain ke beberapa negeri
Dalam ayat ke-86, dikisahkan bahwa Dzulqarnain memasuki suatu negeri yang ia lihat, berada di tempat matahari terbenam. Setelah memasuki negeri itu, dia bertemu dengan suatu kaum yang tidak beragama (kafir). Dalam ayat ini, Allah SWT berfirman,”Wahai Dzulqarnain! Engkau boleh menghukum atau mengajak mereka beriman.” Begitulah perintah Allah kepada Dzulqarnain, ketika mendapati kaum yang kafir  tadi. Di dalam ayat selanjutnya, tidak dijelaskan apa yang Dzulqarnain lakukan ketika Allah memerintahkan 2 pilihan seperti tadi. Namun dalam ayat ke-87, Dzulqarnain berkata :”Barangsiapa berbuat zalim, kami akan menghukumnya, lalu dia akan dikembalikan kepada Tuhan-Nya, kemudian Tuhan mengazabnya dengan azab yang sangat keras.” Lanjut ke ayat 88, Dzulqarnain berkata lagi: ”Adapun orang yang beriman mengerjakan kebajikan, maka dia mendapatpahala yang terbaik sebagai balasan, dan akan kami sampaikan kepadanya perintah kami yang mudah-mudah.
Di ayat 89 sampai ke-99, dikisahkan bahwa Dzulqarnain menempuh suatu jalan kembali (menjelajah kembali ke negeri yang lain). Hingga pada akhirnya, dia menemukan suatu negri yang ia lihat, berada di tempat matahari terbit. Dan dia menemukan kaum yang miskin di dalam negeri itu. Setelah melewati negeri tersebut, dia menempuh perjalanan selanjutnya. Hingga ia sampai di antara 2 gunung, dan dia mendapati suatu kaum yang berada di belakang 2 gunung itu.  Di dalam ayat ke-93,  dijelaskan bahwa kaum tersebut hampir tidak memahami pembicaraan. Di dalam tafsirnya dijelaskan bahwa kaum tersebut tidak dapat memahami bahasa orang lain, karena bahasa mereka yang jauh bedanya dari bahasa yang lain, dan mereka pun tidak dapat menerangkan maksud mereka dengan jelas karena kekurang-cerdasan mereka. Wallahu ‘a’lam bisshowwaab..

Awal mula pembuatan dinding penghalang Yajuj dan Majuj
(Lanjut dari paragraf di atas) Di dalam ayat ke-94, kaum tadi berkata,”Wahai Dzulqarnain! Sungguh, Yajuj dan Majuj itu makhluk yang berbuat kerusakan di bumi, maka bolehkah kami membayarmu imbalan agar engkau membuatkan dinding penghalang antara kami dan mereka?

            Di ayat ke-95,Dzulqarnain berkata,”Apa yang telah dianugerahkan Tuhan kepadaku lebih baik (daripada imbalanmu), maka bantulah aku dengan kekuatan, agar aku dapat membuatkan dinding  penghalang antara kamu dengan mereka..” Waaah temen-temen, begitu mulianya sosok Dzulqarnain itu :D
J.
Ok para pembaca budiman, di paragraph selanjutnya kita akan mulai menginjak tujuan utama kita, yaitu mengetahui hubungan ayat-ayat Al-Qur’an yang mengkisahkan Dzulqarnain dengan perlindungan katoda.

Teknik perlindungan katoda yang diterapkan Dzulqarnain dalam pembuatan dinding itu
            Dalam ayat selanjutnya yakni ayat ke-96, Dzulqarnain berkata kepada kaum tadi,”…berilah aku potongan-potongan besi!” Jadi, pada saat itu juga Dzulqarnain langsung melakukan poyek besar-besaran itu. Dan ia mulai dengan meminta bantuan kepada kaum tersebut dan meminta untuk menyiapkan  potongan-potongan besi yang ia minta.
Pada ayat yang sama, Allah berfirman, “..Hingga ketika (potongan) besi itu telah (terpasang) sama rata dengan kedua puncak gunung itu, dia (Dzulqarnain) berkata,’Tiuplah(api itu)!’ Ketika (besi) itu sudah menjadi (merah seperti) api, dia pun berkata,’Berilah aku tembaga (yang mendidih) agar kutuangkan ke atasnya (besi panas itu).”
Kemudian di ayat ke-97 Dzulqarnain berkata, “Maka mereka (Yajuj dan Majuj) tidak dapat mendakinya dan tidak dapat (pula)melubanginya.”
Dari kedua paragaraf telah dijelaskan dalam ayat-ayatNya tentang teknik pembuatan dinding yang dilakukan oleh Dzulqarnain. Prosesnya meliputi beberapa tahap :
1.      Potongan-potongan besi dipasang hingga tingginya sama rata dengan kedua puncak gunung, yang di mana negeri kaum itu tinggal berada di belakang gunung tersebut.
2.      Kemudian potongan besi yang telah dipasang itu dipanaskan, hingga ia menjadi merah membara.
3.      Setelah potongan besi itu merah membara, maka ia pun dilapisi dengan tembaga yang mendidih.

Setelah beberapa kali saya baca kembali ayat-ayat yang tadi, dan memperhatikan 3 tahap pembuatan dinding itu. Dengan kagetnya, terbesit dalam benak saya, ayat ini ternyata memiliki kaitan dengan sisi sains. Dan setelah saya ingat-ingat kembali tentang apa yang ganjil, akhirnya saya menjadi teringat dengan materi Kimia yang ada di bangku kuliahan bahkan pernah di pelajari sewatu saya Madrasah Aliyah/SMA. Yakni dalam bab Reaksi Reduksi dan Oksidasi. Di dalam bab itu, dijelaskan sebuah teknik perlindungan katoda (pelapisan katoda), yang dimana suatu material yang lebih mudah teroksidasi atau material yang lebih mudah karatan (anoda) dapat dihindari pengkaratannya dengan melapisi zat yang lebih mudah tereduksi (katoda). Singkatnya, pelapisan katoda ini melapisi material anoda dengan material katoda.
Tak disangka-sangka saya merasa tercengang ketika melihat kembali 3 proses pembuatan dinding tadi. Ok temen-temen :D, mari kita BUKTIKAN dan perhatikan tahap 1. Seperti yang kita tahu bahwa potongan besi yang dipasang oleh Dzulqarnain itu logam yang memiliki nama unsur Fe. Benar kan? Pasti benar, hehe. Oke kita perhatikan tahap 2 dan tahap 3. Setelah besi itu dipanaskan hingga merah membara, Dzulqarnain pun menuangkan dengan tembaga yang mendidih. Menuangkan tembaga mendidih disini berarti menuangkan lelehan tembaga. Hingga lelehan tembaga itu melapisi potongan besi yang panas itu. Dan kita tahu bahwa tembaga itu merupakan logam yang memiliki nama unsur Cu. Betul kan? :D
Subhanallah yah :D, mari kita telaah lagi kawan-kawan. Sekarang kita lihat urutan kereaktifan logam yang disusun dari yang paling mengalami oksidasi (paling aktif) ke yang paling mengalami reduksi (kurang aktif) :
                                           Sumber : http://kimia.upi.edu/utama/bahanajar/



 
Dari tabel kereaktifan di atas, antara logam Fe (besi) dan Cu (tembaga), terbukti dengan jelas bahwa Fe lebih mudah teroksidasi dari Cu, sehingga pantas bahwa Fe disebut sebagai anoda dan Cu sebagai  katoda. Karena perlindungan katoda itulah dinding besi tadi menjadi kuat, anti karatan bahkan dalam ayat ke-97, Yajuj dan Majuj pun tidak akan bisa mendaki dan melobanginya, tentunya dengan ke-Maha Besar-anNya yang membuat dinding ini bisa kuat hinggamenjelang kedatangan Yajuj dan Majuj yang menjadi pertanda kiamat. Namun ini hanya pemikiran semata yang saya kaitkan dengan sains yang tidak ada kaitannya dengan dalil tertulis, melainkan dengan dalil yang ada di alam ini, wallahu ‘a’lam bisshowwaab.
Maha Benar Allah dengan segala firmanNya. Ternyata apa yang ada di dalam Al-Qur’an itu bukan hanya berisi petunjuk, kisah, hikmah dan pelajaran saja ya, melainkan Al-Qur’an juga mengandung muatan sains seperti ini. Pantas saja Allah berfirman dalam ayat yang lain, bahwasanya Dia tidak Menciptakan dunia dan segala isinya dengan sia-sia, melainkan Menciptakannya dengan Haq (suatu kebenaran). Terbukti dengan perkataan Einstein,”Tuhan menciptakan alam semesta bukan dengan main-main”. SUBHANALLAH J

           
Semoga artikel yang saya sajikan ini bermanfaat bagi para pembaca, dan semoga kita semakin  mencintai  dan gemar untuk membaca Al-Qur’an. Rajin untuk membacanya dan menelaahnya, khususnya dilihat dari sisi ilmu pengetahuan yang telah kita miliki, yang dengan kebenarannya juga semoga semakin bertambah keimanan kita kepada Allah dan Rasulnya Muhammad SAW,  amiiin Yaa Robbal ‘Aalamiiin . (Wisam/Kominfo)

0 comments:

Post a Comment

◄ New Post Old Post ►