Saturday, December 18, 2010

Sajak-Sajak Heri Listianto

JALAN HATI

Baru saja ku tutup
Satu jalan dari selatan desa kenangan

bumbu rindu pada keagungan nama Negara

dan seratus teriakan masa
melihat gumpal tanpa isi
terkupas siulan raja.

ku lihat tetes air mata
menelusur sungai abadi dari dalam qolbunya
menangisi Surabaya.

Perlis Selatan, 31 Mei 2010



KETIKA TANAH MASIH UTUH

Satu butir debu tampak depan muka ini
Pada siang gersang
yang mengelucut rumput kota.

Dulu…
ketika tanah masih utuh,
dan kaki berjalan tanpa alas

Masihkah ingat?
burung berjinjing selaksa putri
dari danau utara
dengan sepatu kacanya.

adakah bunga merekah di dataran sejuk?
seperti rumput memanjang
ke sungai bengawan solo

Hingga ujung-ujungnya
Hilang dalam semak.

Perlis, 31 Mei 2010



DAUN TANPA NAMA

Seperti musim lalu
Engkau membius sukma
dengan sehelai kain suci saat itu.

Lagu indah yang bertasbih
menemani setiap jengkal langkah
rasaku kepadamu

dari ujung rumputan sawah ujung desa
hingga pohon kering di pinggir jalan kota
satu asma berjalan
lewat hati kecil ini.

tapi sayang,
tak ada jejak kaki kambing
dan embun pagi saat itu.

Hanya angin dan sehelai daun tanpa nama
Ada dalam kantongku.

Surabaya , 13 juni 2010



Andai dulu …

Sungguh tak tertulis pada takdir ini,
Sebuah pertemuan
dalam tragedi maya
yang selalu ada dalam benak ini

engkau bersiul memanggil angin
sebagai sajak rindu
dari kedalaman samudera tanya

adakah lembut benih tumbuhan
senja saat ini
seperti benih kapas yang lembut
selembut namamu.

Surabaya , 22 Juni 2010



HEMBUS ANGIN DAUN SEROJA

Adalah seputih buga seroja
Lembut kebatinan mu
Pada sungai kasih ini dinda.

Walau …
Aku bagai terkurung
Dalam samudera ranjau
dan kuncup duri di padang rumput

Semoga bertahan dalam jiwa.
Dlikir perenunganku pada bumi
dan pertemuanku padamu
dalam dunia mimpi

Surabaya , 23 Juni 2010

0 comments:

Post a Comment

◄ New Post Old Post ►
 

Copyright 2012 Forum TJK Indonesia: Sajak-Sajak Heri Listianto Template by Bamz | Publish on Bamz Templates