Monday, December 27, 2010

Demokrasi Dikampus

Kendala bagi perjuangan dilihat dengan sejauh mana perkembangan demokrasi baik dilingkungan keluarga maupun social. Alangkah tidak bagusnya, kejadian terhadap tidak terlaksana demokrasi banyak terjadi dilingkungan kampus. Padahal diketahui, merupakan tempat untuk menempuh pendidikan yang harus lebih banyak bicara demokrasi.
Misalnya saja, apa yang terjadi di papua, pemukulan oleh dosen di Universitas Yayasan Pendidikan Islam (Yapis) Jayapura, Papua, terhadap ketua Badan Eksekutif Mahasiswa (BEM), Kasus pemukulan terjadi saat itu enam orang Mahasiswa UNIMED yang berencana ingin mengadakan aksi demonstrasi di Kampus dan lainnya. Lantas apa yang dilakukan pihak birokrasi yang berada dikampus dengan label intelektualnya, semuanya hanya omongan belaka yang hanya menciderai demokrasi dan pendukung kekeran.
Beberapa pihak dikampus menuding tidak stabilnya kampus dikarenakan, sejumlah perguruan tinggi belakangan ini ditengarai menjadi lahan subur bagi tumbuhnya gerakan mahasiswa dengan basis ideologi, tidak saja yang berhaluan kanan, tetapi juga yang berhaluan kiri. Sehingga ini dianggap berbahaya dan potensi kekerasan jauh lebih mudah muncul.
Disamping itu, pelarangan aktivitas politik dikampus meningkat pesat, dimana sampai saat ini masih banyak organisasi dilarang melakukan aktivitas dikampus, sementara bagi organisasi yang sifatnya tidak bersebrangan dengan kepentingan birokrasi tumbuh dengan fasilitas yang mapan.
Selain itu, pelemahan yang dialami juga bagi pengiat jurnalis (pers kampus), dimana media yang ada dikampus yang belum merata dan masih dalam control pihak rektorat. Sehingga pemberitaannya pun hampirnya seluruhnya terkendala, tidak sesuai dengan apa terjadi dilapangan.
Seharusnya ada komitmen bersama di setiap kampus untuk selalu mengedepankan prestasi dan karya, dengan membangun kultur akademik yang baik. Pola pikir mahasiswa pun harus berubah dengan menanamkan keyakinan bahwa kekuatan ide merupakan hal yang luar biasa.
Sehingga segala bentuk kekeran yang ada dikampus harus dihapuskan yang hanya menghambat budaya intelektual dengan berkembangnya diskusi untuk menyelesaikan suatu permasalahan.
Segala bentuk perbedaan ideology bukanlah suatu proses yang melatabelakangi kekerasan akan tetapi lebih kepada menumbuhkan daya kritis mahasiswa dalam menanggapi persoalan kuliah dan social yang cenderung hilang akibat kuatnya arus neoliberalisme pendidikan.
Tujuan mahasiswa, bagaimana mendapatkan, mengembangkan ilmu pengetahuan dan sejaumana prakteknya demi kemajuan bangsa dan tugasnya dosen seharusnya membimbing bukan mendorong kejurang kehancuran.
Kemudian harus ada blok politik yang mengkampanyekan bahaya liberalisasi kampus, baik dalam bentuk pergaulan maupun mata kuliah yang membuat keluaran kampus cenderung pragmatis dalam menyingkapi hidup.

0 comments:

Post a Comment

◄ New Post Old Post ►
 

Copyright 2012 Forum TJK Indonesia: Demokrasi Dikampus Template by Bamz | Publish on Bamz Templates