Saturday, October 2, 2010

Sarjana dan Lapangan Kerja


Peningkatan sarjana dari tahun ke tahun begitu meningkat seiring banyaknya kampus yang didirikan, apakah itu swasta maupun negeri. Ini patut disadari bahwa ini adalah sebuah kemajuan, masih banyak yang berkesempatan untuk menikmati pendidikan ditengah menurunnya kepercayaan terhadap institusi pendidikan.
Apalagi sekarang, diperkirakan tahun 2010 ini akan meningkat dengan pesat dipengaruhi meningkatnya kampus. Menurut data yang terkumpul, diperkirakan hanya 10% yang akan mendapatkan pekerjaan bagi 80% lulusan universitas, jika 5 orang yang lulus, hanya 1 diantaranya yang akan mendapatkan pekerjaan.
Jika tidak mendapatkan pekerjaan, mereka akan melanjutkan studi untuk menunggu peluang kerja yang akan datang. Sebagian juga mencari kesibukan dengan kerja yang bukan produktif, hanya mengambil resiko bekerja serabutan untuk memenuhi kebutuhan sehari saja.
Untuk itu, pihak kampus sendiri yang harus menanganinya dengan jalan kerjasama dengan perusahaan jasa untuk menampung sarjana yang akan menurunkan kualitas kampus tersebut. Sementara pemerintah menutup mata dengan hal ini, dengan membiarkan terbengkalainya dan terlunta-luntanya jutaan orang yang merindukan pekerjaan.
Terus bagaimana yang tidak mempunya kemampuan khusus, nasibnya lebih parah lagi. Kalau pemerintah selalu mengatakan bahwa kemiskinan tiap tahun semakin menurun itu adalah salah. Data kemiskinan tahun 2009 mencapai 14% , sementara itu, diperkiarakan akan meningkat mencapai 20% dua tahun kemudian. Ini dikarenakan tidak adanya lapangan pekerjaan dan kebutuhan kerja semakin meningkat tiap tahun dengan pertumbuhan penduduk serta distiribusi ekonomi yang tidak merata.
Kemudian kemampuan yang dimiliki para sarjana akan tumpul dengan sendirinya karena tidak adanya fasilitas yang menunjang untuk mempratekkan ilmu yang dimiliki sehingga output dari pendidikan hanya berakhir pada teori saja tanpa pengujian secara ilmiah dimana menguji semua kemampuan untuk pengembangan ilmu pengetahuan.
Kehacuran industri sangat mempengaruhi tingkat kerja, dimana industri tersebut tidak lagi produktif karena guncangan arus modal yang besar sedangkan pemerintah lepas tangan dalam membangun industri sehingga negara ini kecenderungan konsumtif tanpa produktivitas.
Kehancuran industri nasional semakin terlihat, sudah berapa banyak perusahaan milik negara kini beralih fungsi menjadi milik asing. Industri rokok kretek yang dianggap bertahan, kini sudah terseok-seok dengan membanjirnya produk impor. Industri kita tidak bisa bertarung dengan asing, dimana dari segi manajemen masih besar budaya korupsi dan masih berbelitnya pengurusan bagi industri lokal, sementara asing dengan mudah dan tanpa hambatan administrasi.
Keadaan ini harus secepatnya diobati dengan mempertahankan industri yang ada, pertama memberikan modal yang besar dan membatasi masuk produk asing yang menguasai pasar. Kedua membangun infrastruktur untuk penyediaan lapangan pekerjaan bagi lulusan universitas agar terjadi perimbangan kekuatan, memperbaiki kualitas produksi serta berani untuk menyekolahkan keluar negeri untuk memenuhi kebutuhan pengetahuan seperti apa yang pernah dilakukan bung Karno untuk menunjang pembangunan dalam menghadapi kolonialisme. Ketiga mengupayakan keterlibatan intelektual kampus terutama dosen untuk mengembangkan industri.
Kalau ini tidak tegas dilaksanakan, maka bangsa akan lambat tercapai, dan bisa saja berada pada kehancuran tenaga produktif.

0 comments:

Post a Comment

◄ New Post Old Post ►
 

Copyright 2012 Forum TJK Indonesia: Sarjana dan Lapangan Kerja Template by Bamz | Publish on Bamz Templates