Gemetar ubunku
melihat tingkah dunia saat ini
gemetar ubunku
menyimak berita mlam ini.
Gemetar ubunku
Ketika Indonesia sudah sepi hilang hikmat,
hanya canda tak berisi
Indonesia …
Indonesia …
Seperti kapas terbang dari tangkai
Terombang-ambing angin barat
dengan belenggu
temali uang berdebu.
Indonesia…
Seperti itu kini aku melihatmu.
Perlis, 15 juni 2010
SEPERTI BENIH KAPAS
Seperti ribuan benih kapas
di atas altar peribadatan
aku melihat doa’- do’a dari kitab suci
yang melantun pada malam keagungan.
Riak kemricik air kali,
mengantar bisik kecil
untuk perenungan kisahmu
Rosul…
Sebagai perjamuan embun
mengalir ke sungai jasad ini
sampai akhir hayat ini.
Surabaya , 23 Juni 2010
MUNGKIN SUDAH TAKDIR
Mungkin sudah takdir.
Tuhan…
di setiap rongga-rongga tulang
kau alirkan rasa seribu tanya
tentang bumi dan langit
tentang perjalanan planet
tentang aliran meteor di sungai-sungai angkasa
sejengkal detik di kehidupan ini
menyusun hembus nafas
lembut…
selaksa air telaga kencana
dari kayangan suralaya.
Mungkinkah kabarmu
Datang dari lentera kecil
Di hati ini robbi…?
Tunjukkan jawaban mutiara
Yang datang dari candela hati.
Surabaya, 09 Nov 2009
1000 Mata dunia
Satu!
dua!
tiga!
Sedikit kaki melangkah dari tangga perpisahan
hati kalian teman.
Aku membaca dunia
Lewat seribu busana keanggunan
Ada jas dengan dasinya,
Ada seragam kuning dengan sapu lidinya,
Ada rompi dengan peluit parkirnya,
Wajah merah dengan kayu ditangannya,
Ada peluk penuh akan cinta.
Bahkan,
Ada …
Ada …
Ada …!
Ada-ada saja.
Surabaya , 24 Nov 2009
0 comments:
Post a Comment